Program Bio Bus yang merupakan sebuah gerakan lingkungan digagas oleh siswa Green School Bali. Program ini merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan Lengis Hijau. Kegiatan ini dilaksanakan sekolah setempat merupakan momen bersejarah bagi Green School, Indonesia, dan masa depan energi terbarukan. “Biodiesel dengan berbahan utama minyak jelantah(minyak goreng bekas) yang telah diproses akan menghasilkan biodiesel, dan
Program Bio Bus yang merupakan sebuah gerakan lingkungan digagas oleh siswa Green School Bali. Program ini merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan Lengis Hijau. Kegiatan ini dilaksanakan sekolah setempat merupakan momen bersejarah bagi Green School, Indonesia, dan masa depan energi terbarukan.
“Biodiesel dengan berbahan utama minyak jelantah(minyak goreng bekas) yang telah diproses akan menghasilkan biodiesel, dan limbah yang berupa gliserin. Biodiesel digunakan sebagai bahan bakar, sedangkan limbah yang berupa gliserin diproses menjadi sabun oleh tim Bio Bus Green School. Bagian terpenting dari program ramah lingkungan ini adalah tujuannya untuk mengurangi penjualan dan penggunaan kembali minyak jelantah yang berbahaya bagi kesehatan” papar Kyle King Manager dan Founder Bio Bus.
Program Bio Bus ini dimulai pada Januari 2015, ketika sekelompok siswa kelas 12 mewujudkan ide Bio Bus sebagai bentuk pengabdian mereka sebelum lulus. Pada awalnya, ide ini digagas sebagai ‘magic bus’ yang menggunakan bahan bakar biofuel yang tidak hanya menyediakan layanan transportasi ramah lingkungan bagi komunitas Green School dan sekitarnya, tetapi juga menyediakan jasa lainnya. ”Selama 6 bulan, siswa bekerja keras menemukan cara mengembangkan biodiesel untuk bus sekolah mereka”. jelas Dr. Ni Putu Tirka Widanti, Pimpinjan Yayasan Kulkul, pengelola Green School Bali
Dengan bantuan dari guru matematika, Pak Kyle King, pada Juni 2015 mereka berhasil mewujudkan program BioBus yang pertama. Kyle, selaku manager Bio Bus mengatakan, “Program Bio Bus ini merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan untuk proses pemelajaran holistik, dan merupakan solusi bagi berbagai masalah lingkungan di Pulau Bali.
Berawal dari satu bus, kini Bio Bus memiliki tiga bus yang beroperasi untuk melayani kurang lebih seribu orang setiap bulannya. Masyarakat sekitar dan lainnya diajak berpartisipasi, membawa minyak jelantah ke tempat pengumpulan yang telah tersedia sekaligus dapat memanfaatkan fasilitas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Biodiesel (B100) untuk kebutuhan biodesel mereka.
Source : Bali Travel News